Biaya perawatan dan asuransi mahal membuat lebih dari separo pemilik Ferrari di Eropa tak bahagia
Mungkin benar istilah bahwa uang terkadang tak bisa membeli kebahagiaan. Seperti hasil survei yang dilakukan perusahaan asuransi AXA di Inggris untuk mencari korelasi antara mobil dan kebahagaiaan. Banyak yang menganggap, semakin mahal dan spektakuler mobil, semakin membuat pemiliknya
happy. Tapi hasil survei justru mengatakan sebaliknya!
AXA membeberkan analisa Motoring Cencus 2012 yang melibatkan ribuan pemilik mobil mewah di Eropa. Hasilnya? Menganjurkan para pemilik mobil stop bermimpi menaikkan level mobil yang dimilikinya menjadi
supercar sekelas Ferrari, karena hanya
hanya 57 persen pemilik Kuda Jingkrak yang bahagia setelah membawanya pulang ke garasi.
Justru para pemilik BMW yang menyatakan sangat menikmati memiliki mobil buatan Jerman ini dengan 82 persen yang menyatakannya. Disusul Aston Martin dan Lexus dengan 78 persen, lalu Seat, Peugeot, Honda, dan Renault masing-masing 75 persen.
Alasannya sederhana, t
ak nyaman dipakai hingga besarnya biaya perawatan. Tapi menurut AXA, paling dikeluhkan adalah soal biaya yang membuat nilai kenikmatan memiliki mobil jadi berkurang, dan itu dibeberkan responden yang menyatakan tak bahagia punya Ferrari.
Amanda Edwards, dari AXA Personal Direct and Partnerships berkomentar, bahwa kebahagiaan adalah faktor penting bagi pemilik mobil. Pengemudi yang tak bisa menikmati mobilnya atau tidak bahagia memicu stres di jalan dan sulit berkonsentrasi ketika menyetir. Ini meningkatkan risiko kecelakaan, ujarnya.
Pengemudi yang menaiki mobil lebih murah tapi kuat dan bertenaga mungkin lebih membahagiakan karena dinilai masuk kategori murah untuk urusan asuransi. Dan ini membuat mereka bisa melebarkan senyum.
Bedanya antara kita punya ilmu dan punya barang: jika punya ilmu, ilmu yg menjaga kita; tp jika kita punya barang, kita yg menjaga barang. Capek.... capek